Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) , timbul di Africa, Haiti, USA (1978); pada tahun 1979 banyak ditemkan penyakit Sarkoma Kaposi yang biasanya jarang terjadi di eropa namun kemusian banyak terjadi di Africa dan eropa.
Pada tahun 1981 dari USA melaporkan munculnya penyakit Sarkoma Kaposi yang terjadi pada kaum homo.
Pada tahun 1982-1983 diketahui bahwa penularan terjadi melalui transfuse, jarum yang terkontaminasi, Luc Montagnier (paasteur Institute) melaporkan penyebab penyakit adalah LAV ( Lymphadenophaty Associated Virus.
Pada tahun 1984 diketahui bahwa penularan juga terjadi secara heteroseksual di afrika dan menyerang Limfosit T helper, dan Robert Gallo dkk menyebut penyebab penyakit adalah HTLV III (Human T Cell Lymphotropic Viruses memutuskan penyebab AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus pengganti LAV dan HTLV III.
Sifat Virus:
Virus dapat diinaktivasi: eter, Aseton, etanol 20%, NaOCl 0,2%, B propiolacton (1:4000), NaOH (40 mmol/L), Glutaraldehida 1%.
Patogenesis
HIV mempunyai tropisme selektif terhadap sel T4 karena molekul CD4 yang terdapat pada dinding sel adalah reseptor vrus HIV, setelah menempel virus masuk dan sampulnya lepas, RNA virus di transkripsi menjadi DNA oleh enzim reverse transcriptase , DNA proviral dapat berbentuk linier atau sirkular kemudian terintegrasi kedalam DNA kromosomal dari tuan rumah. DNA proviral mentranskripsi RNA genom dan messenger RNA (m-RNA), selanjutnya mensintesis protein dan pembentukan virus terjadi dengan cara budding dari virion yang telah matang dan keluar dari permukaan sel.
Manifestasi klinis
Perjalanan penyakit infeksi HIV alamiah di bagi dalam 4 tingkat:
Manifestasi prodromal akut:
Terbentuknya antibody 6-12 minggu pertama setelah infeksi. Waktu dimana orang yang terinfeksi tetapi belum terseteksi adanya antibody sampai dengan terdeteksinya antibody disebut “window periode” atau periode jendela.
Manifestasi klinis yang khas dari fase akut : demam, limfadenopati, keringat alam, kelainan kulit/ras, sakit kepala dan batuk.
Tingkat 1:
Lamanya fase ini dimana penderita tanpa gejala atau dengan Limfadenopati generalisata yang persisten (PGL) dapat berjangka beberapa bulan samapai beberapa tahun. PGL ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe pada 2 atau 3 lokal inguinal dan berakhir sekurang -kurangnya 3 bulan.
Tingkat 2 :
Ditandai dengan adanya lesi mukokutaneus sepperti oral leukoplakia, herpes zoster, penurunan berat badan, kecapaian, hilang nafsu makan, dan keringat malam. Tanda dan gejala sering hilang timbul. Bentuk infeksi oportunistik tergantung eksposure penderita dengan mikroorganisme.berberda ditiap Negara.
Tingkat 3:
Manifestasi klinis pada fase ini lebih sering terjadi seperti oral candidiasis, pulmonary tuberculosis, labial atau genita herpes virus, vesicular dermatitis, Sarkoma Kaposi, demam, diare yang persisten, penurunan berat badan
Tingkat 4:
Paling umum terjadi adalah infeksi opertunistik dengan perkembangan penyakit lebih berat karena penekanan kekebalan hospes. Infeksi umum yang paling sering terjadi Pneumocystis carinii Pneumonia (PCP), toksoplasmosis, mycobacteriosis, septichaemi karena salmonella, cytomegalovirus, multifocalleukoencephalitis progresiva, dll.
Manifestasi pada bayi dan anak-anak
Kebanyakan tanda dan gejala yang terlihat pada sebahagian besar bayi yang terinfeksi dari ibunya (sebelum, selama dan dekat sesudah lahir atau kemungkinan melalui Air Susu Ibu) atau dari transfuse darah baru terlihat pada umur 6-12 bulan. Anak-anak penderita HIV dengan gejala awal terlihat dapat selamat sampai berumur 18 bulan. Manifestasi klinis seperti kehihalangan berat badanm, diare, kandidiasis pada mulut, dan usofagus, pneumonia, dan demam. Namun tanda dan gejala ini juga umumnya merupakan kesakitan yang sering diderita pada kelompok umur ini. Sehingga sulit membuat diagnosis klinis pada anak-anak.
Cara Penularan
1. Penularan Seksual
2. Penularan parenteral
3. Penularan perinatal
Tidak ada bukti yang mendukung bahwa HIV dapat ditularkan melalui (tidak tertular melalui): gigitan nyamuk/serangga, makanan, air, toilet, kolam renang, keringat, air mata, penggunaan bersamaan makanan dan minuman atau perlatan umum sehari-hari seperti telepon, gagang pintu, atau bekas pakaian penderita, kontak sosial
Wanita hamil HIV positif berpeluang untuk melahirkan bayi yang tidak terinfeksi HIV sebesar 60%.
Resiko bayi tertular HIV dari ibunya 20-40%, bayi memiliki antibody HIV dari ibunya bisa terdeteksi HIV positif, namun antibody ini bisa menghilang pada umur 9 bulan sampai 18 bulan.
Bila ibu HIV positif memberikan ASI resiko terjai penularan bisa terjadi walaupun penularan HIV dari ASI sangat rendah.(biasanya terjadi luka/lecet pada putting susu mengakibatkan pendarahan dan kontak dengan mulut bayi yang mempunyai luka/lecet).
Skema : Virus HIV
0 komentar:
Posting Komentar